Program
Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan
Universitas Pancasakti Tegal menggelar diklat wawasan kebhinekaan untuk seluruh
mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang II di Aula Hotel Karlita, Rabu (5/07/2023). Kegiatan ini dihadiri oleh
seluruh mahasiswa PPG Prajabatan UPS Gel 2 dengan total 133 peserta.
Kegiatan ini merupakan rangkaian akademik bagi mahasiswa
PPG Prajabatan Gelombang II Universitas Pancasikti Tahun 2022/2023. Diklat ini
disiapkan, agar mahasiswa dapat menumbuhkan jiwa toleransi dalam membangun
bangsa ini. Tanpa toleransi maka persatuan Indonesia tidak akan terbentuk, jadi
diharapkan mahasiswa PPG dapat membina siswa saat mengajar dan menjadi bekal
sebagai guru profesional.
Direktur PPG Prajabatan Dr. Beni Habibi, M.Pd.
menyampaikan, kegiatan Diklat Wawasan Kebhinnekaan dilaksanakan serentak secara
nasional. “Kegiatan ini merupakan program yang dicanangkan oleh mas Menteri
secara serentak sehingga harapannya kita dapat mengikuti kegiatan ini dengan
baik,” jelasnya.
Lebih lanjut, Beni menyampaikan, mahasiswa PPG Prajabatan
Universitas Pancasakti Tegal dapat menyerap dan dapat mengaplikasikan wawasan
kebhinnekaan di sekolah. “Diharapkan setiap mahasiswa nanti dapat menyerap ilmu
sebanyak-banyaknya dari para pembicara sehingga nantinya dapat diterapkan di
sekolah,” pungkasnya.
Materi pertama dan kedua, Kebhinekaan Global dan
Kebhinekaan Indonesia disampaikan Dr. Tity Kustina, M.Pd. Menurutnya, toleransi
itu penting dilakukan agar terciptanya perdamaian. “Manusia yang intoleran itu
manusia yang murah toleransi sehingga mudah terpecah belah,” ujar Tity.
Selanjutnya, materi ketiga Berdamai dengan Diri
disampaikan Prof. Dr. Purwo Susongko, M.Pd. Menurut Purwo, mahasiswa harus
menerima dan mencintai dirinya sendiri. Latihan mencintai diri sendiri, karena
jika tidak bisa menerima diri sendiri maka tidak akan pernah selesai dengan
dirinya dan akan selalu merasa kurang,” kata Purwo.
Terakhir, materi keempat dan kelima Keberagaman di
Sekolah dan Menuju Sekolah Damai disampaikan Sri Adi Nurhayati, S.Psi., MM. Menurut
Adi, sekolah yang bhineka dan sekolah yang damai perlu diciptakan oleh
mahasiswa PPG Prajabatan.
“Dalam menciptakan sekolah yang damai berarti membuka
seluas-luasnya perbedaan dan menerima seluas-luasnya perbedaan,” pungkasnya.